Kesenangan bisa dicapai dari hal-hal yang bersifat fisik. Ini menghasilkan kepuasan, tapi kepuasan yang dihasilkan tidak akan bertahan lama. Lebih lanjut, Faqih Syarif menjelaskan bahwa kebahagiaan yang bergantung pada kesenangan fisik tidak mantap. Suatu hari, kebahagiaan itu Anda rasakan, esoknya mungkin tidak. Ketika memilih “kesenangan” dan menganggapnya sebagai “kebahagiaan”, itu artinya kita sudah berjalan ke arah yang berbeda dengan jalan kebahagiaan.
Apa itu jalan kebahagiaan? Jalan kebahagiaan adalah kebaikan. Sebab, jalan kebaikan senantiasa berakhir pada kebahagiaan, sementara jalan kesenangan (yang semu) sering kali berakhir pada kesengsaraan. Kebahagiaan itu adalah apa yang kita lakukan dan tercapainya segala sesuatu dengan ridha Allah SWT. Adapun untuk mendapatkan ridha-Nya, kuncinya kita harus melakukan segala sesuatunya berdasarkan perintah dan larangan-Nya. Inilah yang menjadikan hati kita tenang dan bahagia menikmati hidup.
Bersambung ke:Rahasiakebahagiaan
(Arda Dinata, pengasuh Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/MIQRA Indonesia)